Selasa, 09 Desember 2008

INDAHNYA BERKAH

Seorang pemuda mondar-mandir berjalan hilir mudik sepanjang gang rumah sakit bersalin. Yah… memang ini kelahiran anak pertamanya. Kegelisahaan dan kecemasan berbaur menjadi satu…huihh….

Seorang tua, tentunya sudah banyak anak, iseng-iseng mendekatinya dan menyapa, “Anak pertama?” Si Calon Bapak itu mengangguk mengiyakan. Orang tua tadi tersenyum dan meneruskan percapannya, “Anda pengin laki-laki atau perempuan?” Pemuda calon ayah itu terdiam sejenak, menghela nafas lalu menjawab, “Jika Tuhan berkenan, saya benar-benar mengharapkan anak saya adalah laki-laki!” sahutnya dengan mantap.

“Anda yakin?” orang tua itu terus bertanya. Pemuda menoleh menatap dalam-dalam si penanya. Setelah menghela nafas beberapa kali Si Calon Bapak menyahut dengan lebih mantap, “Jika Tuhan tidak berkenan memberi saya anak laki-laki, saya benar-benar berharap anak saya adalah PEREMPUAN!”.

Manusia berharap dan berusaha, tapi Tuhanlah yang menentukan. Apapun yang Tuhan berikan pastilah yang terbaik buat kita. Jadi jangan sekali-kali memperalat Tuhan untuk keinginan dan harapan kita.

(Disadur dari cerita-cerita kebijaksanaan)

Kamis, 04 Desember 2008

PERANAN KOMUNIKASI

Alkisah, seorang pemuda tanggung, pemabuk dan peminum, tertabrak sebuah mobil di jalan dan kondisinya sangat parah. Pemuda itu mengalami koma, tidak sadarkan diri dan harus di opname di rumah sakit. Dalam kondisi setengah mati tersebut, pemuda tadi bertemu dengan seorang malaikat. Antara sadar dan tidak, pemuda tadi mendengar bahwa malaikat itu menawarkan jalan-jalan. Jalan-jalan untuk melihat kondisi surga dan neraka secara langsung. Tentu saja pemuda itu tertarik dan bersedia mengikuti malaikat tadi.

Akhirnya perjalanan tersebut sampai kepada sebuah tempat, di mana banyak sekali orang berpakaian putih-putih. Semua orang yang berkumpul di situ menari dan menyanyi lagu yang sama. Kadang-kadang mereka berdiri, kadang-kadang duduk. ‘Duh, ngapain mereka?’ kata pemuda tadi dalam hati. “Itu adalah surga penghuninya”, kata malaikat yang mengatarnya. Pemuda manggut-manggut tanpa ekspresi dan terus mengikuti langkah si malaikat tadi.

Perjalanan tersebut akhirnya sampai pada sebuah tempat yang sangat berisik dan ramai. Pemuda tadi dengan jelas melihat bahwa banyak sekali orang di tempat itu dan melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri tanpa saling mengganggu. Setelah mengamati, pemuda tadi sangat kaget, karena ternyata orang-orang di situ menggunakan narkoba dengan berbagai cara. Narkoba kelas satu telah tersedia dalam jumlah yang sangat banyak dan orang-orang tersebut tinggal mengambil sepuasnya, lalu dinikmati. ‘Wah, hebat sekali”, pikir pemuda tadi. Orang-orang tersebut kadang-kadang juga meneguk minuman keras kelas satu yang juga tersedia dalam jumlah yang sangat banyak. Jauh lebih banyak dari pada yang pernah dijumpai pemuda tadi di dunia. Gratis lagi…

“Apakah ini neraka?” pemuda tadi memberanikan diri untuk bertanya. Malaikat hanya mengangguk pelan saja menjawab pertanyaan pemuda itu. Malaikat lalu berkata,”Kamu belum saatnya mati. Jadi kamu harus kembali ke dunia lagi dan pada saatnya nanti, kamu akan berada di salah satu dari kedua tempat ini”.

Detik berikutnya pemuda tadi sadar dari koma di rumah sakit dan akhirnya dinyatakan sehat oleh dokter. Pertemuan dengan malaikat terus menggangu benaknya sehingga pemuda tadi bertanya kepada seorang pemuka agama, bagaimana caranya masuk neraka. Pemuka agama sangat kaget berkata,”Apa yang saya khotbahkan adalah bagaimana caranya masuk sorga, jadi kalau kamu melakukan yang berlawanan, pastilah kamu masuk neraka”.

Pemuda tadi segera melakukan apa yang sebaliknya dilakukan oleh pemuka agama tadi. Tidak pernah berdoa, tidak pernah sedekah, mencuri, mencopet, merampok, menipu dan berbagai kejahatan lain terus menerus dilakukannya. Dalam waktu sebentar saja, pemuda tadi telah menjadi penjahat kelas satu yang paling pemberani. Pemuda tadi memang tidak takut mati, karena kalau mati pun dia yakin akan masuk neraka dan dapat menikmati apa yang sering dia nikmati di dunia ini, minuman keras, narkoba dan sejenisnya.

Polisi akhirnya mengambil kebijakan untuk menembak di tempat pemuda tadi karena kelakuannya benar-benar nekad dan tidak punya belas kasih. Dalam suatu aksi perampokannya, pemuda tadi akhirnya tertembak dan mati di tempat. Sebelum mati, pemuda tadi tersenyum karena akan masuk neraka seperti apa yang diidam-idamkannya.

Di akherat, pemuda tadi disambut oleh malaikat yang dulu pernah menemuinya. Pemuda tadi berjalan di belakang malaikat untuk diantar ke neraka. Ketika melewati surga, pemuda tadi tersenyum mencibir,’ini bukan tempatku’. Akhirnya perjalanan itu sampai ke tempat yang selama ini diharapkannya. Tapi suara yang terdengar berbeda dengan suara yang dulu pernah dia dengar. Suara yang terdengar adalah ratapan, kertak gigi, dan teriakan orang-orang kesakitan. “Maaf, apakah ini tidak salah tempat?” tanya pemuda kepada malaikat. Jawaban yang diperoleh hanyalah gelengan kepala dari malaikat yang menunjukkan bahwa memang inilah neraka. Pemuda itu tidak melihat adanya narkoba yang banyak dan minuman keras yang berlimpah. “Lalu kenapa semua orang di sini tersiksa? Di mana letak minuman, narkoba dan kenikmatan yang lain?” Malaikat tadi mengambil nafas dalam-dalam dan berkata,”Yah, waktu itu mereka sedang mengadakan bulan PROMOSI!””””

WHICH ONE DO YOU CHOOSE??????
HELL OR HEAVEN?
GOD WAITS FOR YOUR DECISIONS?
NOW……..

Rabu, 03 Desember 2008

Jembatan Kehidupan

Manusia merasa kesepian karena lebih suka membangun benteng kehidupan dari pada jembatan kehidupan (John F Newton)

Selasa, 02 Desember 2008

Cerita Kebijaksanaan

PERTAPA DAN KEPITING (1)

Suatu hari, seorang pertapa yang sedang berada di tepi sungai melihat seekor kepiting yang sedang tenggelam dan berusaha untuk menyelamatkan diri dari arus sungai yang deras. Pertapa mendekati kepiting dan berkata dari pinggir sungai. “Hai kepiting, aku akan menolong kamu, tetapi kamu harus membayarnya dengan mencarikan aku makan selama seminggu”. Kepiting yang sedang terengah-engah menyahut, “Baik, tapi segera tolong saya”. Si Pertapa segera menolong kepiting itu dengan mengulurkan sebuah ranting dan selamatnya si kepiting yang malang itu dengan menjepit ranting yang diulurkannya.

PERTAPA DAN KEPITING (2)
Suatu hari, seorang pertapa yang sedang berada di tepi sungai melihat seekor kepiting yang sedang tenggelam dan berusaha untuk menyelamatkan diri dari arus sungai yang deras. Pertapa mendekati kepiting dan berkata dari pinggir sungai. “Hai kepiting, aku akan menolong kamu”. Kepiting yang sedang terengah-engah menyahut, “Baik, tapi segera tolong saya”. Si Pertapa mengulurkan jarinya sehingga kepiting itu menjepit tangannya dan selamatlah si kepiting yang malang. Si Pertapa tangannya berdarah karena menolong kepiting itu.

PERTAPA DAN KEPITING (3)
Suatu hari, seorang pertapa yang sedang berada di tepi sungai melihat seekor kepiting yang sedang tenggelam dan berusaha untuk menyelamatkan diri dari arus sungai yang deras. Pertapa mendekati kepiting dan berkata dari pinggir sungai. “Hai kepiting, aku akan menolong kamu”. Kepiting yang sedang terengah-engah menyahut, “Baik, tapi segera tolong saya”. Si Pertapa mengulurkan sebuah ranting sehingga kepiting itu menjepit ranting itu dan selamatlah si kepiting yang malang. Si Pertapa tangannya tidak berdarah karena menolong kepiting itu.


Kisah di atas disadur dari cerita pertapa dan kepiting. Tiga kisah di atas adalah kisah fiksi yang dapat kita pelajari karakter dari masing-masing cerita. Pada cerita pertama, pertapa adalah seorang yang oportunitis. Dia hanya mau menolong orang jika dia mendapatkan keuntungan langsung dari perbuatannya itu. Dalam kondisi ekstrim, jika orang yang berkesusahan tidak memberikan keuntungan, maka dia juga tidak mau memberikan pertolongan.

Kisah yang kedua menggambarkan seorang yang baik hati, tulus tetapi tidak bijaksana. Menolong orang memang baik, akan tetapi jangan sampai merugikan diri sendiri. Niat baik juga harus didukung dengan kebijaksanaan yang cukup sehingga masalah orang akan selesai tanpa menimbulkan masalah baru. Jika ada banyak orang yang perlu ditolong, maka tidak banyak yang mampu ditolong dank ita tahu bahwa banyak sekali orang yang harus ditolong. Akan tetapi, bagaimana pun juga, semangat si pertapa pada kisah kedua tetap merupakan perbuatan yang terpuji dan patut dicontoh.

Kisah ketiga menggambarkan seorang yang baik hati dan juga bijaksana. Perbuatan baiknya didukung dengan kebijaksanaan, sehingga masalah dapat diselesaikan tanpa menimbulkan masalah lain. Dengan demikian, akan banyak sekali orang yang mampu ditolong karena si penolong melakukan perbuatan baik dengan disertai dengan kebijaksanaan yang cukup.

Bagaimana pun juga, kita tetap harus menolong sesama kita. Jauh lebih terpuji kisah kedua dari pada kisah pertama dan diharapkan kita semua mampu meneladan kisah ketiga. Jika kebijaksanaan kita tidak cukup, sehingga kita harus dirugikan karena menolong orang lain, lakukan saja. Ikhlas saja. Banyak contoh di mana seorang menolong banyak orang, dengan mengorbankan dirinya sendiri sampai mati. Mengapa? Karena memang tidak ada cara lain untuk menolong orang lain tanpa harus mengorbankan dirinya. Jika anda mampu, lakukan kisah ketiga, jika tidak lakukan kisah kedua. Jangan tidak menolong orang lain karena tidak mau rugi. Tetapi jangan sekali-kali menjadi kisah pertama karena anda telah mendapatkan balasan dari orang yang anda tolong, dan Sang Khalik tidak akan repot-repot memberikan balasan lagi kepada anda. Sayang kan???