Selasa, 13 Januari 2009

INDAHNYA PERDAMAIAN

Alkisah, ada seekor serigala yang sudah lama malang melintang di hutan ini. Pada suatu permenungannya, serigala itu merasa bahwa dirinya telah menimbulkan banyak korban di antara sesama binatang di negeri hutan. Yach…. Itu sudah berlalu. Jadi biarlah berlalu. Sekarang saatnya untuk mengubah diri dan memperbaiki yang telah ada. Serigala itu menceritakan kegalauan hatinya kepada salah seorang sahabatnya, tentu saja juga seekor serigala. Temannya kebetulan sependapat. Jadi gayung bersambut. Diskusi mendalam mereka lakukan, dan akhirnya mereka berdua sepakat bahwa mereka berdua tidak lagi membawa bencana bagi sesama binatang di hutan itu.

Hari demi hari, kedua serigala itu tidak lagi mencari mangsa sesama binatang. Penduduk lain yang juga tentu saja, binatang, merasa kaget, tetapi akhirnya bersyukur bahwa telah terjadi pencerahan dalam diri kedua serigala tersebut. Kehidupan menjadi lebih damai.

Pada suatu ketika, dua ekor serigala tersebut sedang duduk-duduk di tepi sebuah telaga yang bening. Tiba-tiba terdengar suara teriakan lolongan. Kedua serigala itu kaget dan segera berlari ke sumber suara. Tampak di sana, beberapa ekor rusa sedang berlari sekuat tenaga diburu oleh macan. Serigala berkata kepada temannya, “Lihat ada pembantaian. Dan sepertinya kita harus menghentikan pembantaian itu seperti kesepakatan kita”. Serigala yang satunya sependapat dan mereka segera berlari menghampiri macan.

Di antara kita banyak sekali orang yang selalu mendengung-dengungkan perdamaian. Akan tetapi, ketika ada perselisihan, mereka segera menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perselisihan itu. Jadi ya sebenarnya apa bedanya orang tersebut dengan orang yang tidak mendengung-dengungkan perdamaian. Israel selalu berdalih bahwa serangan mereka adalah untuk membalas serangan roket dari Hamas. Dan Hamas juga berdalih bahwa serangan roket mereka adalah perlawanan dari serangan Israel. Jadi sampai kapan pun perang tersebut akan berlangsung sebelum salah satu pihak kalah, dan hampir pasti yang kalah adalah Hamas karena keterbatasan kekuatan.

Ada beberapa masukan untuk menyelesaikan perang tersebut, yaitu dengan mendesak Hisbullah untuk menyerang Israel dari selatan, sisi yang berlawanan dengan Hamas. Dengan demikian Israel akan terjepit dan akhirnya menghentikan serangan. Mungkin itu benar, tapi saya yakin sekali bahwa jika itu dilakukan, maka Israel hanyalah mundur sementara. Membangun kekuatan dan kelak suatu saat akan menyerang lagi. Jadi ya..masukan itu hanya menunda perang yang lebih besar lagi.

Lha terus bagaimana penyelesaian konflik itu? Saya pribadi merasa tidak tahu bagaimana harus menghentikan perang tersebut. Tapi saya yakin bahwa mereka-mereka, para pemegang tampuk pemerintahan baik Israel, maupun Palestina, sebenarnya tahu penyelesaian yang terbaik. Akan tetapi, yang dikedepankan adalah ego pribadi, jadi ya perang akan terus berlanjut.

Saya tidak pernah mendukung serangan Israel, tetapi juga tidak mendukung tindakan kekerasan yang dilakukan di sekitar saya yang bertujuan untuk mengintimidasi Israel. Saya juga tidak setuju kita mengirimkan pasukan (ala kadarnya) untuk ikut membantu Palestina. Ini tidak akan menyelesaikan masalah dan di masa depan hanya akan menyuburkan separatisme dan terorisme. Dan hasil akhirnya juga bisa ditebak bahwa yang nekad pergi ke sana sangat kecil kemungkinannya untuk bisa kembali. Solidaritas terhadap rakyat Palestina tentu saja tetap harus dilakukan. Siapa pun manusia yang nyawanya terancam harus kita selamatkan, semampu kita.

Sebagai rakyat kecil dan rakyat biasa, saya hanya bisa berdoa dan menulis tulisan ini untuk kepentingan perdamaian dunia. Saya yakin bahwa doa mempunyai kekuatan yang sangat besar untuk keperluan kita umat manusia. Doa bagi para petinggi Israel, agar mereka sadar bahwa perang bukanlah jalan yang terbaik untuk penyelesaian masalah. Juga doa bagi rakyat Palestina, semoga penderitaan yang mereka alami semakin memperkuat iman dan kepercayaan mereka kepada Sang Pencipta. Saya tetap tidak setuju jika api dibalas api, dan perang dibalas dengan perang. Jika itu yang kita lakukan, maka kita akan sama saja dengan Israel yang sekarang sedang melakukan serangan.

Wahai rakyat Palestina, bertahanlah sampai batas kekuatan yang kalian miliki. Kematian kalian tidaklah sia-sia bagi sebuah bangsa.

Wahai Israel, dengarkan hati nurani Anda. Saya yakin bahwa hati nurani Anda masih ada dan bersuara. Tidak ada kata terlambat untuk menghentikan perang. Jangan menunggu Hamas berhenti mengirim roket, baru tentara kalian berhenti menyerang. Karena Hamas akan berhenti mengirimkan roket setelah mereka mati atau kehabisan roket.

2 komentar:

  1. Lhaaaa... ketemu nang kene! Mas Joni, matur nuwun wis mampir omah maya gablegku, hehe... mesthi dikandhani karo mbak Erni. Siiip...siiiip... tambah kanca. Muga-muga sehat sejahtera lan sukses, deh!
    Salam sungkem katur ibu lan ingkang raka kinasih yach!
    Berkah Dalem.

    BalasHapus
  2. Nggih mas Kandar... he he kok malah saged kepanggih wonten awang2 nggih...
    wuihhh hebring niku blog, saged dados jawara wonten kapanlagi.com he he. nuwun

    BalasHapus

Silahkan sampaikan komentar Anda Secara Indah